Once upon a time, there lived a very cunning and mischievous fox. He
used to speak to other animals sweetly and gain their trust, before
playing tricks on them.
One day the fox met a stork. He befriended the stork and
acted like a very good friend. Soon, he invited the stork to have a
feast with him. The stork happily accepted the invitation.
The day of the feast came, and the stork went to the
fox’s house. To her surprise and disappointment, the fox said that he
could not make a big feast as promised, and just offered some soup. When
he brought the soup out of the kitchen, the stork saw that it was in a
shallow bowl!
The poor stork could not have any soup with its long
bill, but the fox easily licked the soup from the plate. As the stork
just touched the soup with the tip of its bill, the fox asked her, “How
is the soup? Don’t you like it?”
The hungry stork replied, “Oh it is good, but my stomach is upset, and I can’t take any more soup!”
“I’m sorry for troubling you,” said the fox.
The stork replied, “Oh dear, please don’t say sorry. I have some health problem and cannot enjoy what you offer.”
She left the place after thanking the fox, and inviting him to her house for dinner.
The day arrived and the fox reached the stork’s place. After
exchanging pleasantries, the stork served soup for both of them, in a
narrow jar with a long neck. She was able to have the soup very easily
with her long bill, but the fox obviously could not.
After finishing hers, the stork asked the fox if he was
enjoying the soup. The fox remembered the feast he himself had given the
stork, and felt very ashamed. He stammered, “I…I’d better leave now. I
have a tummy ache.”
Humiliated, he left the place running.
Terjemahan
Pada suatu ketika, hiduplah seekor rubah yang sangat licik dan jahat. Dia sering berbicara dengan lemah lembut pada hewan lain sebelum menipu mereka.
Suatu hari, sang rubah bertemu dengan seekor bangau. Dia bersahabat dengannya dan berpura-pura menjadi seorang sahabat yang sangat baik. Kemudian, dia mengundang sang bangau untuk makan bersama. Sang bangau dengan sangat senang menerima undangan tersebut.
Hari jamuan tiba dan bangau mendatangi rumah si rubah. Dia sangat terkejut dan kecewa bahwa si rubah berkata dia tidak dapat membuat jamuan besar seperti yang sudah dia janjikan dan hanya menyajikan sedikit sup. Ketika si rubah membawa sup tersebut dari dapur, si bangau melihat bahwa mangkuk sup tersebut sangat dangkal!
Sang bangau tidak dapat menikmati sup tersebut karena paruhnya yang panjang, sementara sang rubah dengan mudahnya menikmati sup yang ada di piring. Ketika sang bangau menyentuh sup tersebut hanya dengan ujung paruhnya, sang rubah bertanya, " bagaimana supnya? Kau suka?"
Sang bangau yang lapar menjawab, "Oh, rasanya nikmat. Tapi perutku sedang sakit dan aku tidak bisa makan lebih banyak lagi".
"Maaf sudah menyulitkanmu", kata sang rubah.
Sang bangau membalas, "Kawan, tak perlu risau. Aku memang memiliki masalah kesehatan dan tidak dapat menikmati sup yang sudah kau sajikan".
Sang bangau meninggalkan rumah sang rubah setelah mengucapkan terima kasih padanya dan mengundangnya ke rumahnya untuk makan malam.
Hari itu tiba dan sang rubah sudah ada di rumah sang bangau. Setelah saling berbasa - basi, sang bangau menyiapkan sup untuk mereka bedua dalam sebuah guci dengan leher yang panjang. Sang bangau dapat dengan mudah menikmati sup tersebut dengan lehernya yang panjang sementara sang rubah tentu saja tidak dapat.
Setelah menghabiskan supnya, sang bangau bertanya pada sang rubah apakah dia menikmati supnya. Dia mengingat jamuan makannya yang lalu dan merasa sangat malu. Dia menjawab dengan terbata - bata, " se...sebaiknya aku pergi sekarang. Perutku sakit".
Merasa terhina, dia meninggalkan rumah sang bangau dengan segera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar